Cahoy69’s Weblog


Gunung iniere
Maret 14, 2008, 6:59 am
Filed under: Uncategorized

A. Selayang Pandang:

gunung iniereGunung  Inerie memiliki ketinggian 2.245 meter di atas permukaan laut. Bagian gunung yang  berhutan lebat hanya terdapat di sebelah barat lereng gunung. Sedangkan hutan  di lereng bagian selatan telah dikonversi menjadi daerah perkebunan. Sebagian  besar hutan yang terdapat di dalam kawasan ini terletak pada ketinggian  1.000-1.500 meter dari permukaan laut. Baca lebih lanjut



Goa Liang Bua
Maret 14, 2008, 6:31 am
Filed under: Uncategorized

A. Selayang Pandang Kabupaten Manggarai – Nusa Tenggara Timur – Indonesia

Goa Liang Bua diperkirakan mulai terbentuk sekitar 190.000 tahun yang lalu. Hal ini didapat dari uji laboratorium terhadap sampel gua liang buasedimen di pojok  selatan goa. Diperkirakan goa ini terbentuk dari arus sungai yang membawa bebatuan  menembus gundukan bukit. Setelah melalui proses panjang, bebatuan itu menjadi batuan sedimentasi. Baca lebih lanjut



pakis monyet
Februari 23, 2008, 8:01 am
Filed under: Uncategorized
Klik untuk melihat foto lainnya…
 
Tanaman Pakis saat ini mulai dilirik para pehobby tanaman hias. Jika tanaman hias lainnya yang membuat indah tanaman tersebut adalah bunga atau daunnya, kalau Pakis Monyet justru batangnya yang berbulu pirang, mirip monyet dalam film Kera Sakti tersebut. Ada beberapa nama julukan pada pakis ini, ada yang memberinya nama pakis mas, ada juga yang menamainya pakis sun go khong.Fenomena ini tentu cukup menarik bagi industri tanaman hias, mulai dari penghobi, kolektor, dan tentunya penjual. Padahal dulunya pakis monyet merupakan tanaman yang tumbuh di hutan-hutan tropis yang teduh. Namun karena kelucuan batangnya yang berbulu indah, si pakis inipun beralih jadi hiasan yang indah di rumah. Bahkan dari beberapa jenis pakis, dipastikan sebagai jenis pakis yang jarang dan langka, sehingga dengan memilikinya, jadi kebanggaan tersendiri.

Ada beberapa jenis pakis yang saat ini sudah dilirik para pehobby tanaman hias tropis. Selain Pakis Monyet adalah pakis haji, pakis tapak gajah, pakis gajah, dan pakis kendil.

Pakis monyet yang tumbuh sehat dapat dilihat dari kondisi bulu yang tumbuh segar, serta warna bulu yang cerah dan tebal. Tinggi tanaman pakis ini bisa tumbuh lebih dari 2 meter pada alam asalnya. Selain bulu yang „bule“ pada batangnya, juga pada tangkai daunnya yang dapat dibentuk pada saat tangkai tersebut masih muda. Caranya dengan mengikat tangkai sebelum tumbuh daun-daun secara sedikit demi sedikit, dengan bentuk sesuai dengan keinginan kita, seperti membentuk bonsai. Pembentukan tunas daun ini dilakukan supaya, tangkai daun tidak terlalu panjang menjolor. Kemudian pembentukan ini dilakukan agar pohon pakis ini terlihat tambah indah.

Namun ada juga pehobby pakis, yang selalu memotong tangkai daun pakis monyet saat tangkai tersebut mulai tumbuh daun. Karena katanya pakis monyet itu yang indah adalah saat tunas baru tumbuh. Saat inilah bentuknya mirip monyet, dengan ekor yang melingkar. Anaknya justru seneng melihatnya.

Panjang tangkai daun bisa mencapai 150 cm, dengan tulang daun yang keras.
Batang daunnya yang masih muda melingkar seperti ekor monyet sehingga terlihat seperti punggung monyet yang sedang menungging. Bulu pada batang pakis ini memang sudah tumbuh saat pakis ini masih kecil dan bulunya ini lah yang membuat pakis ini menjadi menarik.

Wajar bila tanaman ini menjadi kegemaran, karena dapat menghilangkan strees saat kita memandangnya. Pakis monyet sendiri saat ini menjadi satu jenis pakis yang sedang di-‘uber-uber’ kolektor dan juga pebisnis, dengan harapan bisa menjualnya kembali. Apalagi jenis ini masih sangat langka di pasaran dan tentunya akan jadi koleks eksklusif apabila bisa memilikinya.

Harga jual Pakis monyet ini sekarang sudah mulai naik, bahkan untuk pakis yang sudah jadi, dan pernah ikut pameran sudah mencapai Rp 1 juta. Harga yang diberikan tentu cukup mengejutkan, namun di tangan kolektor, harga seperti itu bukan lagi jadi masalah. Yang penting adalah kepuasan.

Cara penanaman dan perawatan pakis

Menanam dan merawat pakis monyet ataupun jenis pakis secara keseluruhan cukup mudah asalkan memperhatikan empat unsur utama, yaitu sinar matahari, suhu, kelembaban, dan sirkulasi udara. Unsur tersebut ‘wajib’ diketahui oleh pemilik pakis, apalagi yang baru menempati iklim baru.

Pakis monyet tidak memerlukan banyak sinar matahari secara langsung karena dapat membuat daun-daunnya menjadi kuning dan kering, tetapi harus ada sinarnya masuk menyinari. Jika tanaman ini akan titempatkan pada taman, harus ada pelindung yang dapat melindungi sinar matahari secara langsung. Bahkan pada pakis gajah, sinar matahari membuat daunnya menjadi layu dan mati. Ini sesuai pada alam aslinya, pakis-pakis tersebut tumbuh pada hutan dataran tinggi yang jarang terkena sinar matahari langsung. Karena terlindungi oleh pohon-pohon besar. Sebaiknya pakis monyet diletakkan pada teras atau ruangan taman di dalam rumah.

Untuk suhu, diusahakan mendekati ideal pertumbuhan pakis di kisaran 14-28° C, sebab dengan suhu optimal, maka klorofil akan berkembang maksimal. Makin banyak klorofil dalam suatu daun, maka warna yang ditimbulkan makin tajam dan mengkilat..Kelembaban yang diharapkan berada dikisaran 80-90% dengan harapan bisa menghindarkan dari kerusakan. Untuk kelembaban berlebih akan mudah terkena penyakit, seperti cendawan. Sedangkan terlalu kering, membuat daun kering dan keriput.

Juga yang perlu diperhatikan adalah sirkulasi udara, sebab makin lancar udara bergerak, maka makin mudah tanaman mendapatkan yang dibutuhkan. Terutaman untuk pakis yang ditanam di dalam ruangan. Untuk tanaman yang ditempatkan di luar ruangan mungkin tidak terlalu bermasalah.

Media yang baik untuk tanaman pakis, adalah campuran tanah pupuk kompos, serpihan pakis (media dapat dibeli pada penjual tanaman hias).

Penyiraman pakis dilakukan minimal 1X sehari, supaya bulu pakisnya kelihatan tidak kuyu, sebaiknya disiram pada tanah sekelilingnya saja, usahakan jangan terkena bulunya. Atau jika telah berdaun, daunnya dapat di semprot pakai semprotan air.



bonsai
Februari 22, 2008, 6:37 am
Filed under: Uncategorized

Selamat datang di Bonsai Star, situs yang tepat untuk para penggemar bonsai di Indonesia. Dalam situs ini anda akan memperoleh informasi mengenai tanaman bonsai, bonsai Indonesia, pohon bonsai, tanaman hias, pot bonsai, dan alat bonsai. Kami menyediakan solusi untuk anda yang berminat pada koleksi, alat-alat, maupun buku (teknik, tips dan trik, pengetahuan, dan lain-lain). Anda juga akan memperoleh artikel gratis yang berisi informasi dan solusi dari master Bonsai Star. Silahkan menikmati koleksi kami yang mencerminkan seni bonsai Indonesia sejati yang telah kami gelar di situs ini. Kami hanya memilih bahan-bahan berpotensi dan alami terbaik dari Indonesia , untuk dibentuk dan dirawat oleh para ahli bonsai yang kami miliki. Silahkan menghubungi kami untuk memperoleh informasi lebih lanjut:



pakis monyet
Februari 22, 2008, 6:20 am
Filed under: Uncategorized
 
Klik untuk melihat foto lainnya…
 
Tanaman Pakis saat ini mulai dilirik para pehobby tanaman hias. Jika tanaman hias lainnya yang membuat indah tanaman tersebut adalah bunga atau daunnya, kalau Pakis Monyet justru batangnya yang berbulu pirang, mirip monyet dalam film Kera Sakti tersebut. Ada beberapa nama julukan pada pakis ini, ada yang memberinya nama pakis mas, ada juga yang menamainya pakis sun go khong.

Fenomena ini tentu cukup menarik bagi industri tanaman hias, mulai dari penghobi, kolektor, dan tentunya penjual. Padahal dulunya pakis monyet merupakan tanaman yang tumbuh di hutan-hutan tropis yang teduh. Namun karena kelucuan batangnya yang berbulu indah, si pakis inipun beralih jadi hiasan yang indah di rumah. Bahkan dari beberapa jenis pakis, dipastikan sebagai jenis pakis yang jarang dan langka, sehingga dengan memilikinya, jadi kebanggaan tersendiri.

Ada beberapa jenis pakis yang saat ini sudah dilirik para pehobby tanaman hias tropis. Selain Pakis Monyet adalah pakis haji, pakis tapak gajah, pakis gajah, dan pakis kendil.

Pakis monyet yang tumbuh sehat dapat dilihat dari kondisi bulu yang tumbuh segar, serta warna bulu yang cerah dan tebal. Tinggi tanaman pakis ini bisa tumbuh lebih dari 2 meter pada alam asalnya. Selain bulu yang „bule“ pada batangnya, juga pada tangkai daunnya yang dapat dibentuk pada saat tangkai tersebut masih muda. Caranya dengan mengikat tangkai sebelum tumbuh daun-daun secara sedikit demi sedikit, dengan bentuk sesuai dengan keinginan kita, seperti membentuk bonsai. Pembentukan tunas daun ini dilakukan supaya, tangkai daun tidak terlalu panjang menjolor. Kemudian pembentukan ini dilakukan agar pohon pakis ini terlihat tambah indah.

Namun ada juga pehobby pakis, yang selalu memotong tangkai daun pakis monyet saat tangkai tersebut mulai tumbuh daun. Karena katanya pakis monyet itu yang indah adalah saat tunas baru tumbuh. Saat inilah bentuknya mirip monyet, dengan ekor yang melingkar. Anaknya justru seneng melihatnya.

Panjang tangkai daun bisa mencapai 150 cm, dengan tulang daun yang keras.
Batang daunnya yang masih muda melingkar seperti ekor monyet sehingga terlihat seperti punggung monyet yang sedang menungging. Bulu pada batang pakis ini memang sudah tumbuh saat pakis ini masih kecil dan bulunya ini lah yang membuat pakis ini menjadi menarik.

Wajar bila tanaman ini menjadi kegemaran, karena dapat menghilangkan strees saat kita memandangnya. Pakis monyet sendiri saat ini menjadi satu jenis pakis yang sedang di-‘uber-uber’ kolektor dan juga pebisnis, dengan harapan bisa menjualnya kembali. Apalagi jenis ini masih sangat langka di pasaran dan tentunya akan jadi koleks eksklusif apabila bisa memilikinya.

Harga jual Pakis monyet ini sekarang sudah mulai naik, bahkan untuk pakis yang sudah jadi, dan pernah ikut pameran sudah mencapai Rp 1 juta. Harga yang diberikan tentu cukup mengejutkan, namun di tangan kolektor, harga seperti itu bukan lagi jadi masalah. Yang penting adalah kepuasan.

Cara penanaman dan perawatan pakis

Menanam dan merawat pakis monyet ataupun jenis pakis secara keseluruhan cukup mudah asalkan memperhatikan empat unsur utama, yaitu sinar matahari, suhu, kelembaban, dan sirkulasi udara. Unsur tersebut ‘wajib’ diketahui oleh pemilik pakis, apalagi yang baru menempati iklim baru.

Pakis monyet tidak memerlukan banyak sinar matahari secara langsung karena dapat membuat daun-daunnya menjadi kuning dan kering, tetapi harus ada sinarnya masuk menyinari. Jika tanaman ini akan titempatkan pada taman, harus ada pelindung yang dapat melindungi sinar matahari secara langsung. Bahkan pada pakis gajah, sinar matahari membuat daunnya menjadi layu dan mati. Ini sesuai pada alam aslinya, pakis-pakis tersebut tumbuh pada hutan dataran tinggi yang jarang terkena sinar matahari langsung. Karena terlindungi oleh pohon-pohon besar. Sebaiknya pakis monyet diletakkan pada teras atau ruangan taman di dalam rumah.

Untuk suhu, diusahakan mendekati ideal pertumbuhan pakis di kisaran 14-28° C, sebab dengan suhu optimal, maka klorofil akan berkembang maksimal. Makin banyak klorofil dalam suatu daun, maka warna yang ditimbulkan makin tajam dan mengkilat..Kelembaban yang diharapkan berada dikisaran 80-90% dengan harapan bisa menghindarkan dari kerusakan. Untuk kelembaban berlebih akan mudah terkena penyakit, seperti cendawan. Sedangkan terlalu kering, membuat daun kering dan keriput.

Juga yang perlu diperhatikan adalah sirkulasi udara, sebab makin lancar udara bergerak, maka makin mudah tanaman mendapatkan yang dibutuhkan. Terutaman untuk pakis yang ditanam di dalam ruangan. Untuk tanaman yang ditempatkan di luar ruangan mungkin tidak terlalu bermasalah.

Media yang baik untuk tanaman pakis, adalah campuran tanah pupuk kompos, serpihan pakis (media dapat dibeli pada penjual tanaman hias).

Penyiraman pakis dilakukan minimal 1X sehari, supaya bulu pakisnya kelihatan tidak kuyu, sebaiknya disiram pada tanah sekelilingnya saja, usahakan jangan terkena bulunya. Atau jika telah berdaun, daunnya dapat di semprot pakai semprotan air.



pakis monyet
Februari 22, 2008, 6:07 am
Filed under: Uncategorized
1 – 7 (dari 7 foto) >> >|
 
Pakis Kendil
Pakis Kendil
 
Rabu, 12 Desember 2007
Pakis Gajah
Pakis Gajah
 
 
Pakis Haji
Pakis Haji
 
Rabu, 12 Desember 2007
Pakis Monyet
Pakis Monyet
 
Rabu, 12 Desember 2007

Pakis Monyet

Pakis Monyet
 
 
Pakis Monyet
Pakis Monyet
 
 


Tanaman Hias
Februari 22, 2008, 3:49 am
Filed under: Uncategorized

PURING

Sejak dahulu kita semua sudah mengenal jenis tanaman puring sebagai tanaman pagar atau tanaman yang suka ada di pemakaman , sejauh ini pula persepsi orang awam akan jenis tanaman ini hanyalah sebagai tanaman kuburan sehingga petani yang mau berbudi daya jenis tanaman ini selalu terbentur kendala pemasaran dan selama itu pula tanaman ini selalu dihargai murah dan hanya dijadikan sebagai pelengkap di kios-kios pedagang tanaman hias .

Penyebaran jenis tanaman ini sebenarnya sangat luas mulai dari India, asia tenggara , Australia , dan Negara tropis di amerika latin . Sudah tentu jenis yang ada pun sangat banyak .

Semua Tanaman ( Puring )











Media Tanam Anthurium

Hampir semua tanaman hias memerlukan media yg gemur, pouros, subur, cukup mengadung, bahan organic, bebas dari hama, aerasi dan drainese yang baik, untuk menciptakan kondisi tersebut maka media tanam yang ideal adalah campuran bahan organik dan bahan anorganik.

Bahan organik dapat berupa cacahan pakis, kompos, humus, serutan kayu (tai gergaji), arang sekam, cocopeat, dll. Sedangkan bahan anorganik berupa tanah, pasir, pasir malang.

Komposisi media yang digunakan untuk setiap nursery pasti berbeda-beda tergantung dari kondisi iklim setempat, campuran media tanam yang dapat digunakan diantaranya :

  1. sekam bakar dan cacahan pakis dengan perbandingan 4 : 1 untuk pupuk bisa menggunakan dekastar atau osmokot atau bisa juga pupuk kandang yang telah di fermentasi.
  2. sekam bakar, andam ( kaliandra ) dan pupuk kadang yang telah steril dengan perbandingan 1:1:1.
  3. humus, pupuk kandang steril dan pasir malang yang telah diayak halus dengan perbandingan 5:5:2

untuk menjaga kelembaban media dan mengatur drainese yang baik maka pertama-tama pot diisi terlebih dahulu dengan pecahan bata merah, pecahan genting, Styrofoam, dice coco ( sabut kelapa yang dipotong dadu ), sampai ¼ pot setelah itu baru media tanamnya diisi hingga penuh.

Untuk menjaga tanaman terhindar dari jamur, cendawan dan bakteri sebaiknya media harus dikukus setidaknya 1 jam. Selamat mencoba……!

Foto Aglonema Terbaru ( Semua Harga Nego )


Campuran

Buntut Tokek
Donna Carmen Variegata
Dud Anjamanii
Gatot Kaca
Rossa

Yellow Green Velvet



AGLONEMA
Februari 21, 2008, 8:29 am
Filed under: Uncategorized

AGLONEMA, SI ANGGUN YANG KAYA WARNA

Setelah sukses disilangkan, banyak orang yang kini melirik tanaman satu ini. Warna daunnya menawan. Harganya pun langsung melejit ke angka jutaan rupiah per tanaman.Tanaman aglonema atau akrab disebut sri rejeki ini memiliki ragam spesies yang cukup banyak. Sebut saja Aglaonema Commutatum, yang bentuk daunnya seperti mata tombak dan berwarna hijau, dengan panjang daun sekitar 20 cm dan lebar 5 cm. Jenis aglonema ini mempunyai beberapa varietas terkenal, antara lain A. commutatum maculatum. Daunnya hijau gelap dengan sirip-sirip keperakan yang temaram. Juga A. commutatum treubi, berdaun hijau kebiru-biruan, lalu A. pseudo bracteatum, yang berdaun hijau dengan sirip kekuningan.

Ada pula Aglaonema costatum, yang bentuk daunnya mirip “hati”, berwarna hijau bersinar dengan bintik-bintik putih. Dikenal pula A. crispum, warna daun agak kelabu dengan tepi hijau lunak. Yang tak kalah menarik adalah A. rotundum, bernenek moyang dari hutan-hutan di Sumatera, dengan ciri khas daunnya berwarna merah gelap dengan garis-garis merah marun.

TAK TAHAN KERING
Agar aglonema yang anggun ini tampil menawan, perhatikan syarat hidupnya. Antara lain tempatnya teduh (lebih baik jika diberi naungan), hindari matahari secara langsung, serta tempat tanam memiliki sirkulasi udara bagus. Yang penting, media tanamnya harus porous. Anda bisa memakai humus daun dan pasir, dengan perbandingan 3 : 1. Atau campuran antara sekam (4 bagian), cocopeat (1 bagian) dan pasir (1 bagian). Perhatikan sekamnya. Pilih yang masih utuh, bukan sekam yang sudah hancur lembut. Bisa pula menggunakan media tanam campuran sabut kelapa giling halus, humus, dan pupuk kandang (1 : 1 : 1).

Setelah itu, masukkan media tanam ke dalam pot sampai tigaperempat bagian. Sebelumnya, dasar pot diberi pecahan genting atau bata merah. Tambahkan pupuk slow release, misalnya Dekastar, sebanyak 1 sendok teh. Kemudian masukkan bibit aglonema tegak tepat di tengah pot. Tambahkan media tanamnya sampai penuh, kemudian siram dan letakkan di tempat teduh. Yang harus diingat, aglonema tidak tahan kering. Jadi, lakukan penyiraman setiap hari. Kecuali bila medianya dicampur sabut kelapa, penyiraman bisa 2 – 3 hari sekali.

Pemupukan slow release diberikan lagi setiap 3 bulan sekali. Ada baiknya diberi pupuk daun, misalnya Vitablum, setiap 2 – 3 minggu sekali. Waspadalah terhadap serangan hama penggerek batang. Ia bisa meludeskan akar tanaman, sehingga tanaman harus dibongkar. Bagian yang terserang dibuang, ulatnya dibunuh. Ada baiknya lakukan penyemprotan pestisida secara rutin sebulan sekali.

Jika Anda pingin daun-daun aglonema tampil kinclong, bersihkan daun-daun itu dengan air bersih. Lalu, daun-daun tersebut dilap dengan cairan susu bubuk, atau bisa juga air susu segar. Dijamin daun-daun aglonema pun indah mengkilap.

PENYILANGAN SENDIRI
Daya pikat aglonema memang pada daunnya. Layaklah jika ia sering dipakai sebagai tanaman indoor yang betah sampai seminggu. Ketika tanaman sudah tua, keluarlah bunga. Dari bunga inilah, dilakukan penyilangan.

Anda bisa, kok, mencoba menyilangkan sendiri aglonema. Terserah, jenis apa yang hendak disilangkan. Mana yang dijadikan induk betina, mana pula yang jadi induk pejantan, semuanya pun terserah Anda. Siapa tahu, dari main-main, Anda bisa menghasilkan aglonema yang unik.

1. Amati benar ketika bunga-bunga aglonema mulai bermekaran. Misalnya aglonema “X.” Lihatlah bagian tongkol bunga, apakah terdapat serbuk (mirip bedak)? Bila ada, berarti serbuk sari dijadikan induk pejantan. Perhatikan pula bagian bawah tongkol bunga aglonema “Y” yang nantinya dijadikan induk betina.

2. Ambil kuas bersih untuk mengambil serbuk sari, lantas oleskan merata pada putiknya. Setelah itu tanaman yang sudah diserbuk dikerudungi kantong plastik. Ini agar lebih aman, sekaligus menjaga kelembapannya.

3. Waktu penyilangan sebaiknya pagi hari sekitar pukul 7 – 9. Jika terlalu siang, biasanya serbuk sari sudah pada rontok.

4. Penyilangan berhasil bila terbentuk buah. Satu tongkol dapat menghasilkan sekitar 10 – 30 buah. Sedangkan seludang bunga lainnya biasanya mengering.

5. Tunggu kira-kira 6 bulan, ketika buah itu dapat dipetik. Kemudian seleksi untuk mendapatkan buah yang siap tanam.

SANG PERAIH EMAS
Namanya seindah pemiliknya: Pride of Sumatera. Ia merupakan salah satu jenis aglonema silangan. Nama dagangnya Red Sumatera dan pernah meraih medali emas di ajang lomba tanaman hias di Belanda. Sang penyilang adalah Gregori Hambali, yang sejak awal tahun 1980-an tekun menyilangkan Aglaonema rotundum sebagai induk jantan dengan Aglaonema commutatum tricolour sebagai induk betina. Ciri khas Pride of Sumatera antara lain permukaan bawah daunnya berwarna merah semarak, sementara permukaan atas daunnya hijau tua mengkilap. Bentuk daun memanjang dengan ujung meruncing, dan tulang daunnya merah menyala.

Selain Red Sumatera, hasil silangan Greg yang lain adalah Aglaonema Shinta, Srikandi, Aglaonema Diana (mengingatkan kecantikan Lady Diana), Aglaonema Juliet (terinspirasi romantika Romeo dan Juliet), dan Aglaonema Widuri. Kini, banyak orang yang mencoba melakukan penyilangan sendiri. Tak heran jika di pasaran terlihat warna-warni aglonema dengan harga yang cukup tinggi.

DICANGKOK PUN BISA
Apa yang bisa Anda lakukan jika tak betah menunggu anakan yang terlalu lama? Cobalah “mencangkok” sendiri. Caranya?

1. Amati dan pilih batang aglonema yang cukup panjang. Bersihkan beberapa pelepah daun yang sudah tua.
2. Siapkan botol plastik bekas. Potong leher botol, lalu buat sayatan dari atas sampai bawah. Bagian dasar botol diberi lubang, kira-kira sebesar batang aglaonema.
3. Pasang botol tersebut pada batang aglonema. Isilah dengan media tanamnya berupa cocopeat dan humus. Ikatlah erat-erat botol itu.
4. Rajinlah menyiram. Usahakan jangan sampai media dalam botol menjadi kering.
5. Kira-kira sebulan kemudian, muncullah tunas-tunas. Tunggu hingga akar-akarnya makin kuat.
6. Setelah umur 3 bulan, bukalah botol, lalu bersihkan media.
7. Ambil pisau tajam untuk memisahkan tunas-tunas anakan. Ini berarti, Anda sudah memiliki beberapa bibit baru.
8. Rendam bibit-bibit tersebut dalam larutan fungisida selama sekitar 10 menit sebelum kemudian ditanam dalam pot.



Tanaman Berlafal Allah
Februari 21, 2008, 8:22 am
Filed under: Uncategorized

TANAMAN BERLAFAL ALLAH

Lafal ALLAH muncul pada daun Aglonema & Kulit Telur

Tanaman Aglonema milik Susilo Hadi warga Waru, Sidoarjo, Jawa Timur,
menggegerkan warga kampungnya. Sebab, daun tanaman yang baru sepekan
dibeli itu diketahui terdapat lafal Allah. Semnetara Sebuah telur
ayam milik Hesti, warga Tanjungwangi, Tanah Merah, Penjaringan,
Jakarta Utara, terdapat lafal Allah. Hesti tidak akan menjual
telurnya itu.

Surabaya – Sejak ditemukannya lafal Allah di daun bunga aglonema,
rumah pasangan suami istri Susilo Hadi (44) dan Supramesti Bibit
Rahayu (40) di Jl Brigjen Katamso Gang I/122, Waru, Sidoarjo, Jawa
Timur, kebanjiran penonton. Selain para tetangga, banyak juga siswa
SD, SMP dan SMK di Sidoarjo banyak berdatangan karena penasaran
setelah mendengar bunga ajaib tersebut.

Susilo mengaku sejak aglonema miliknya diberitakan media, rumahnya
kebanjiran warga di sekitar Waru, Sidoarjo. “Yang mengherankan, kok
mereka tahu saja. Katanya saat jam istirahat, lihat internet di
sekolah ternyata ada bunga aglonema yang memiliki lafal Allah,” kata
Susilo kepada detikcom, Kamis (10/5/2007).

Di antara pelajar yang penasaran berasal dari SDN Kepuh Kiriman II
dan SDN Janti. Malah mereka tidak segan-segan membawa print hasil
wawancara Susilo dengan detikcom.

“Mereka bilang, katanya merinding saat melihat bunga berlafal Allah
di internet. Karena kurang puas, akhirnya mereka ingin melihat dari
dekat,” jelasnya.

Tidak hanya siswa SD atau SMP, Jupiter, seorang guru MAN Darul Ulum
Waru juga diliputi rasa penasaran, “Itu berarti Allah ada di mana-
mana. Awalnya saya tak percaya setelah ada cerita dari guru-guru.
Karena penasaran, akhirnya saya pun ikut berangkat melihat lafal
itu,” tambah dia.

Bahkan, lanjut Jupiter, ada orang-orang yang memiliki keimanan yang
kuat, sehingga takut dan merinding setelah melihat keajaiban
tersebut.

Aglonema Berlafal Allah Dilego Rp 10 Juta

Surabaya – Susilo Hadi (44), warga Waru, Sidoarjo, bersedia melepas
bunga aglonema miliknya yang dua daunnya terdapat tulisan lafal
Allah, dengan harga Rp 10 juta.

“Sebenarnya sayang juga. Tapi ndak apa-apa jika ada yang berani Rp
10 juta. Tapi kalau pun tidak ada yang beli berarti memang bunga ini
jodoh pada saya,” kata Susilo kepada detikcom,



BUNGA AGLONEMA
Februari 21, 2008, 8:17 am
Filed under: Uncategorized

Aglaonema adalah merupakan salah satu jenis tanaman hias yang belakangan ini paling banyak diminati oleh para hobies, harganya pun makin meroket mulai dari puluhan ribu hingga jutaan rupiah. Kalau jenis tanaman hias lainnya dihargai karena keindahan bunganya, namun aglaonema dihargai karena keindahan dan jumlah daunnya.

Aglaonema hidupnya tersebar diberbagai negara di Asia Tenggara seperti Thailand, Malaysia dan Indonesia. Tak heran jika para kolektor rela mengeluarkan uangnya jutaan rupiah bahkan senjaga ke luar negeri demi mencari aglaonema hingga ke negeri gajah putih (Thailand red). Lalu diperbanyak dengan cara kultur jaringan, anakan, stek batang, biji, pencangkokan dan vegetaif lainnya sehingga bisa menghasilkan tanaman aglaonema beraneka warna seperti merah, pink atau kuning.

Selain cantik dan manis, sangat cocok sebagai penghias teras, aglaonema juga sangat manis ditaruh diatas meja sebagai pelengkap. Banyak orang yang meyakini tanaman ini pembawa keberuntungan. Sebagian bagian penggiat tanaman hias percaya, semakin jelas goresan dan warna yang muncul semakin mendatangkan keberungtungan bagi pemiliknya. Ini juga sesuai dengan namanya, aglaonema,”yang dalam bahasa artinyaYunani berarti pembawa energi dan keuntungan.

Berbagai kelebihan dan prospek aglaonema tersebut yang mendorong Agus dan kawan-kawan (dkk) mengembangkan berbagai jenis aglaonema di Kaliurang KM 22 Yogyakarta. Di lahan di lahan sewaan seluas kurang lebih 1 hektar. Agus membudidayakan dan mengembangkan berbagai jenis aglaonema sekitar belasan jenis aglonema antara lain Pride of Sumatera, butterfly, rotumdum, balangkong, siam auroro dan beberapa jenis aglonema lokal.

Aglonema Pride of Sumatera

Pride of Sumatera merupakan tanaman asli aglonema Sumatera yang diambil dari hutan disilang dengan Aglonema merah sehingga menghasilkan Aglonema Pride of Sumatera yang daunnya berwarna merah.

Jenis bunga aglonema ini sangat berbeda dengan jenis tanaman hias lainnya kalau biasanya tanaman dihargai karena keindahan bunganya, namun khusus tanaman Aglonema, sangat tergantung dari berapa jumlah daunnya karena tanaman ini tak memiliki bunga.”kalau dijualnya dihitung jumlah daunnya, bisa dijual antara Rp 17 ribu hingga Rp 20 ribu perdaun tergantung dari keindahan daunnya. Jadi dalam satu pot biasa dijual Rp 100 ribu hingga Rp 200 ribu bahkan jutaan rupiah,”kata Agus.

Mahalnya aglonema selain karena keindahan daun yang dimiliki, juga karena butuh perawatan yang ekstra untuk menumbuhkannya. “Kalau hanya dinikmati saja, daunnya agak lambat tumbuh tapi kalau kita bisa merawat dengan baik maka bisa menghasilkan daun yang berwarna merah dan cukup indah,”tutur Agus.

Tips merawat dan memelihara Aglonema yaitu, pertama kita harus mencintai atau menyukai tanaman itu dengan sepenuh hati. “Kalau kita datang, pertama kita harus suka dengan sepenuh hati dulu ama tanamannya, karena kalau hanya dilihat lantas tidak dirawat kan percuma,”tandasnya.

Kemudian drainase atau tempat keluarnya airnya dimedia harus diatur lanjut Agus agar akar tanaman tidak busuk, karena kalau air tidak keluar satu minggu saja, pasti akar akan busuk sehingga bisa menggangu prioses pertumbuhan tanaman. Sedangkan untuk menjaga keindahan tanaman, maka sebaiknya daunnya satu minggu sekali dilap dengan menggunakan kain yang halus biar debu nggak menempel didaun, atau bisa juga dengan air segar. Dijamin daunnya makin indah dan mengkilap.

Penyiraman dilakukan satu kali dalam satu hari bisa sore juga bisa pagi hari. Pupuk tanaman bisa menggunakan jenis pupuk organik (kotoran kelinci), sedangkan pupuk kimia menggunakan pupuk urea. Namun Agus menyarankan yang paling bagus untuk mendukung pertumbuhan tanaman adalah menggunakan pupuk kandang.

Aglonema yang dimiliki agus ada dijual Rp 15 ribu hingga Rp 20 ribu pertanaman. Namun khusus untuk jenis aglonema Pride of Sumatera yang daunnya berwarna merah merupakan jenis tanaman aglonema yang paling mahal dijual berkisar antara Rp 250 ribu hingga Rp 500 ribu pertanaman bahkan bisa sampai jutaan rupiah tergantung dari kualitas dan jumlah daunnya.

Untuk pengembangan aglonema agar lebih variatif sebaiknya disilang, cara menyilangnya serbuk sari Aglonema butterflay yang terdapat pada dikawinkan atau disilang dengan serbuk sari Aglonema Pride of Sumatera. “Paling sekitar satu minggu kemudian udah kelihatan biji,”kata Agus.

Diantara berbagai jenis tanaman yang dikembangkan Agus dkk, yang paling banyak diminati konsumen adalah Aglaonema, Anthurium dan jenis tanaman khas gurun yakni euporbia dan adenium. Harga tanaman euporbia dan adenium antara Rp 25 ribu hingga ratusan ribu rupiah. Sedangkan tanaman jenis Aglaonema dan anthurium harganya bisa mencapai 5 hingga 10 jutaan pertanaman.

Selama ini Agus dkk, hanya menjual untuk konsumen lokal atau terbatas pada wilayah pulau jawa saja, mengingat tingkat kerusakan tanaman jika di ekspor atau dikirim keluar Jawa cukup tinggi, sehingga bisa merugikan Agus, apalagi kalau jenis bunga yang dipesan harganya cukup tinggi.“Kalau diekspor belum ada, kebanyakan konsumen datang sendiri kesini, jika tidak ada disini, kita carikan diluar kebetulan kami memiliki beberapa cabang yaitu ada di Kota Yogya ada juga di Kaliurang. Kami hingga saat ini belum berani mengirim keluar pulau Jawa, soalnya kesulitanya ditransportasi, juga takut terjadi kecelakaan, patah atau rusak, entar lebih banyak ruginya, apalagi tanaman yang harganya mahal. Jadi disini kebanyakan konsumen datang sendiri, kami pasang Iklan,”jelasnya.

Agus dkk mengembangkan berbagai jenis tanaman bunga-bunga dan berbagai jenis tanaman hias lainya dengan menggunakan lahan sewaan sekitar kurang lebih 1 hektar. Dengan memperkerjakan tujuh orang yang kesemuanya masih berstatus single. Fasilitas yang dimiliki yakni 4 buah rumah tanaman yang kesemuanya menggunakan bambu dan kayu balok beratapkan seng plastik.

Ditanya soal suka dukanya mengelola tanaman hias. Agus menuturkan, kalau musim kemarau tanaman seperti sekarang ini yang penting asal ada air sudah bisa tumbuh bagus. Namun kalau musim hujan takutnya tanaman akan kena busuk daun dan akar. ”tapi yang paling ditakuti ádalah busuk akar karena tidak dapat melihat secara langsung, tapi ternyatanya akar tanaman sudah rusak bahkan sudah gosong. “jadi agak susah dikontrol, beda kalau penyakit ada didaun itu kelihatan, jadi gampang kita indetifikasi jenis penyakitnya,mungkin tanaman ini kena jamur, hama sehingga memudahkan juga mengatasinya paling kita semprot pake inteksiksida atau fungisida,”jelasnya.

Cara mengontrolnya, kalau kena daunnya kena hama laba-laba daunnya tidak busuk tapi tampak gosong dan berwarna kecoklatan, tapi kalau kena inteksiksida udah bisa diobatin sehingga terpaksa daunnya dipotong.

Tips merawat tanaman dimusim hujan dan musim kemarau

Kalau musim hujan, media harus kering atau tidak boleh terlalu tergenang air, sehingga kalau musim hujan sudah berlangsung sekitar satu bulan, media tanaman harus diganti secara total agar tanaman tidak terkena jamur, tapi media tanah yang menempel disekitar perakaran tanaman dibiarkan saja agar tidak merusak perakaran. Terus perawatan tanaman dimusim kemarau yang paling penting tanaman harus disiram air secara teratur pagi dan sore hari.

Tanaman yang menggunakan rumah-rumah atau para-para ádalah jenis tanaman aglaonema, anthorium yang tidak tahan terhadap sinar matahari langsung. Kalau aglaonema satu hari saja kena matahari langsung maka daunnya akan cepat berubah warna yaitu langsung gosong.

Sedangkan jenis tanaman hias yang lain seperti euporbia dan adenium (Kamboja Jepang), itu termasuk jenis tanaman yang tahan panas karena dia tanaman asli gurun pasir sehingga tidak ada perlu ditaruh ditempat naungan.